siapa bilang dunia itu perfect? dimana semua bisa dibagi antar baik dan jahat tanpa keraguan secuil pun dengan algoritma yang kita tentukan untuk mengklasifikasi kedalam dua cluster yang berbeda.
seseorang pernah bilang .. “kalau kamu mau melakukan suatu terobosan.. jangan pernah takut dengan kekacauan”. bahasa kerennya “introducing chaos to create order”, damm.. gw mulai ngomong seperti seorang Stalin.
berita akhir2 ini mengejutkan kamu tidak sih? dimulai dengan setahun lalu di India yang satu wanita diperkosa 9 orang didalam bis berjalan (WTF??), terus turis Swiss digunung lagi-lagi di India, men.. those horny stinky bastard. dan kemarin.. anak IAIN ditemukan tewas dihutan dengan menggenaskan..
wow.. dunia sudah ( atau memang dari dulu) jadi gila?,yes.. yes.. kamu mulai menebak kemana tulisan ini berakhir ( mostly keranjang sampah sih :D), sorry to say this.. tatanan sosial kita yang didasarkan atas ketuhanan yang maha esa gagal. kamu bisa berargumen hal-hal seperti itu oknum, yak oknum, secuil outlier dari dunia yang terdistribusi normal. tapi.. pernahkah kamu melihat lebih kedalam lagi…, it’s an iceberg I would say..
well.. back again, kemarin baru baca buku the wealth of a nation by Adam Smith. so .. so.. beliau ini mencoba untuk melakukan pendekatan matematis untuk fenomena sosial ekonomi di masyarakat. normal yah? betul!, tapi dia nulis ini tahun 1776. di dalam buku itu.. beliau bilang begini, ” sebuah keputusan yang non optimal ( umpama demand and supply ga seimbang) ntar ada yang namanya marginal cost, which is cost hasil dari ketidak seimbangan. cost ini bisa naik bisa turun.. idealnya sih seminimal mungkin. tapi misalkan cost lebih gede dari suppy and demand.. we got so called broke situation. in which.. kata pepatah bilang besar pasak dari pada tiang. hehehe
cost.. dari kemunafikan kita adalah meninggalnya anak IAIN itu, pelecehan terselubung disekolah2 dan pelecehan wanita di tempat umum. gw berpendapat manusia itu mahluk ekonomi, which is.. sebisa mungkin modal kecil dengan hasil sebesar mungkin. memuaskan nafsu sesaat sampai hilang nyawa orang dan kemungkinan di eksekusi homok di penjara polkis.. jelas itu bukan harga yang murah.
I am not say yes, but it is a solution right? daripada kembali pada teori “pengendalian diri masing-masing”, gosh.. itu teori usang dan tak berguna. the power of context.