fragment of my past

Waktu kecil, sering kali gw diajak bokap/ nyokap ke kantornya. Antara kita punya acara tertentu setelah jam kantor atau memang gw lagi nyari duit jajan tambahan dengan melakukan hal2 yang berbau komputer. kalau dahulu, jualan gw itu lotus123 atau excel. Biasanya bantu entry data dan membuat rumus summarize dibelakang atau mungkin cuma perbaiki hal2 yang perlu diupdate.

Dimasa-masa itu, saya berkenalan dengan kolega bokap atau nyokap. Engga dekat, cuma saling sapa atau mengajarkan trik2 tertentu saja. Kadang-kadang saya dibelikan komik dari stand majalah terdekat, selalu misurind, komik amerika, mungkin mereka pikir gambarnya lebih bagus dari komik elex yang tidak berwarna dan gambar terlihat asal.

Masa pandemi ini sulit bagi saya, satu demi satu kolega bokap meninggal. Percakapan ketika ke rumah orangtua selalu antara siapa yang jadi korban minggu ini. Kita menyalahkan pemerintah yang tidak tegas diawal2, tapi kita selalu tahu.. dunia demokrasi, pemerintah yang terbentuk adalah representasi dari keinginan mayoritas penduduk, dan tentu pemerintah beberapa kali mendengarkan permintaan dari konstituennya.

Gw selalu bilang ke bokap untuk pensiun saja, rumah pensiun sudah ada, cucu2 lagi dimasa lucu2nya, dan banyak kegiatan yang belum bokap lakukan misal berkebun atau menulis buku yang sudah puluhan tahun tidak pernah terwujud. Awalnya mau mendegarkan dengan tidak berpraktek selama sebulan, tapi keadaan yang mendesak dan pandemi yang mengganas membuat para senior kembali turun ke arena.

Sayang…, pandemi makin mengila dengan orang2 mulai abai dan kembali egois. Mau nongkrong, mau liburan dan mau bersosialisasi. Angka melejit, dan kembali kolega2 bokap menjadi korban. Gw selalu berpikir kalau gw itu orang yang logis, tapi ternyata tidak…. Tertular penyakit adalah konsekuensi logis dari profesi kesehatan, mulai dari hitungan bulan, kehitungan hari, adanya kabar X,Y,Z meninggal, membuat gw emosional. Gw benci orang2 yang memutuskan liburan, gw benci orang2 mengadakan seminar offline, gw benci orang2 mengadakan acara dimungkinkannya interaksi dengan orang2 terkontaminasi.

Dengan angka seperti ini, gw takut kalau nanti bukan cuma kolega orangtua yang meninggal, mungkin gw harus menguburkan keluarga gw sendiri. Penyakit dimulai dari dari jauh sebrang benua, masuk ke pulau sebrang, mengetuk ruang kerja keluarga dan sekarang mungkin sudah didepan mata, cuma takdir saja membatasi kita terkena atau tidak.

Semoga kita selamat dari pandemi ini.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: